Jumat, 01 April 2011

PENENTUAN KEEFEKTIFAN KALIMAT

PENENTUAN KEEFEKTIFAN KALIMAT


Kalimat efektif yang sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya, antara
pikiran pembaca dengan pikiran penulisnya.

Dasar-dasar penguasaan kebahasaan yang mendukung keefektifan kalimat antara
lain : kosa kata yang tepat, kaidah sintaksis, dan penalaran yang logis.

Bandingkan :
• Walaupun ia tidak sekolah namun semangatnya berkobar.
• Ia tidak pernah sekolah namun semangatnya berkobar.
• Walaupun ia tidak pernah sekolah semangatnya berkobar.
• Di Solo menyelenggarakan perayaan sekaten.
• Solo diselenggarakan perayaan sekaten.
• Di Solo diselenggarakan perayaan sekaten.
• Solo menyelenggarakan perayaan sekaten.
Dari contoh-contoh tersebut manakah yang termasuk kalimat efektif ?


1. Perluasan Kalimat
Perluasan kalimat, diawali dari kalimat yang mengandung dua unsur pusat, kemudian
ditambah satu unsur tambahan atau lebih.
Ayah mengetahui hal itu
S P O

Kalimat ini adalah perluasan dari Ayah mengetahui
S P
Karena predikatnya tergolong transitif, maka kehadiran objek menjadi wajib.
Apabila kalimat tersebut diperluas, bisa menjadi kalimat majemuk bertingkat seperti :
Ayah mengetahui bahwa aku menikah
S P O
S/P

2. Transformasi Kalimat
Kalimat Transformasi : kalimat yang telah berubah struktur gramatikalnya dari kalimat
inti menjadi struktur gramatikal baru.




Transformasi kalimat bisa ditempuh dengan cara :
a. Perluasan : Kami pergi. (inti)
Kami belum akan pergi ke sana. (transformasi) → kalimat luas.
b. Pengurangan : Kota ini indah. (inti)
Kota ini. (transformasi) → kalimat Elips.
c. Permutasi : Siti belajar. (inti)
Belajar Siti. (transformasi) → kalimat Inversi.
d. Pengubahan : Ibu sakit. (inti)
Ibu Sakit ? (transformasi) → kalimat Tanya
Budi turun ! (transformasi) →kalimat Perintah


KATA PENGHUBUNG KALIMAT


• tetapi, meskipun, walaupun, namun
• atau
• bahkan, sekalipun
• dan
• sehingga


FUNGSI KATA DALAM KALIMAT

• sejak, lalu, kemudian, seketika itu
: mempertentangkan
: memilih
: menguatkan
: menambah, menyetarakan
: menyimpulkan
: waktu

• dimana, di sana, di dalam
• untuk, agar, supaya
• karena, sebab
: tempat
: fungsi
: sebab-akibat

PENENTUAN POLA KALIMAT INTI DALAM KALIMAT LAIN

PENENTUAN POLA KALIMAT INTI DALAM KALIMAT LAIN


Sebuah kalimat tunggal terdiri satu rangkaian unsur inti (S, P). Perluasan dari kalimat
tunggal biasanya tidak melampaui batas (S, P) atau tidak membentuk pola kalimat
baru.

Cara menentukan kalimat inti dari kalimat perluasan sebagai berikut :
Orang yang tinggi besar itu sama sekali bukan tetangga pamanku.
Kalimat intinya: Orang itu pamanku.
Ia berlari dengan cepat agar tidak terlambat.
Kalimat intinya: Ia berlari.

Hal tersebut didasarkan pada pengertian bahwa gatra/jabatan kalimat terbagi sebagai
berikut:
- Gatra inti: Subjek dan Predikat
- Gatra tambahan: Objek (tambahan erat), Keterangan (tambahan longgar).
Dengan demikian penentuan kalimat inti segera dapat diketahui dengan mengambil
Subjek dan Predikat intinya.


Adapun ciri-ciri kalimat inti adalah sebagai berikut :
• bersusun S/P
• terdiri atas dua kata (S bisa ditambah ini, itu)
• kalimat berita
• positif
Dari dua contoh tersebut dapat disimpulkan bahwa kalimat inti dari kalimat perluasan
adalah rangkaian dari subjek inti (yang dipokokkan) dengan predikat inti (yang
menerangkan pokok).

PERBANDINGAN POLA KALIMAT

PERBANDINGAN POLA KALIMAT

1. Kalimat Tunggal
Kalimat yang hanya terdiri dari unsur inti (S, P) atau satu klausa saja.

Contoh:
• Ayah seorang guru SMP.
• Guru bahasa Inggris disekolahku akan melawat ke Amerika Serikat.
• Ibu sakit.
Ketiga contoh di atas masing-masing hanya mengandung satu klausa saja. Pada
contoh kedua, pola kalimat tersebut diperluas namun tidak sampai membentuk pola
kalimat baru.
2. Kalimat Majemuk Setara
Kalimat yang terdiri dari dua atau lebih unsur inti (rangkaian S, P) dan keduanya saling
bergantung atau sama derajatnya.

Contoh:
• Ayah membaca buku, Ibu memasak di dapur.
• Tuti tidak senang bernyanyi, tetapi ia senang musik.
• Rudi tidak saja melihat, bahkan ia yang pertama kali menolong korban itu.
3. Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat yang terdiri dari dua atau lebih unsur inti (rangkaian S, P) dan salah satu
unsurnya menjadi bagian dari unsur yang lain.

Contoh:
• (Karena) ibu sakit, ayah memasak.
• Toni datang (ketika) saya sedang mandi.
• (Walaupun) orangya melarang, ia tetap berangkat.

Keterangan :
1. Klausa yang dilekati konjungsi dinamakan anak kalimat, sedang yang tidak dilekati
dinamakan induk kalimat.
2. Perbandingan pola kalimat berdasarkan jenis kata atau fungsi dapat anda ingat pola
dasar kalimat bahasa Indonesia.

TATA KALIMAT BAHASA INDONESIA

TATA KALIMAT BAHASA INDONESIA

PENGENALAN INTIFRASE UNTUK MENGETAHUI INTI MAKNA
Frase: Satuan gramatikal (himpunan kata) yang merupakan kesatuan linguistik dan
tidak melebihi fungsi S, P, O, dan K.

Untuk mengetahui intifrase tidaklah sulit, demikian pula untuk mengetahui inti makna,
keduanya saling berkait dan saling bersesuaian. Dimana titik (inti) makna berada
disitulah intifrasenya.
Jadi untuk mengetahui inti frase harus dipahami dulu makna frase tersebut :

Contoh:
1. selalu banyak alasan
2. rumah yang indah
3. tidak jadi pergi
4. orang yang tinggi besar
5. cantik sekali


PERBANDINGAN POLA PEMBENTUKAN FRASE
Pola frase yang sering dibahas dan ditanyakan dalam tes-tes, berdasarkan kelas atau
jenisnya :
- Frase Nominal : - gedung sekolah
- surat kabar harian
- pertunjukan drama


- Frase Verbal : Sedang makan, sudah pergi, terlalu belajar

- Frase Adjektival : Sangat cantik, agak malas, terlalu berat


- Frase Adverbial : Kemarin siang, tadi malam, bulan depan

- Frase Preposisional : Di Jakarta, dari Surabaya, untuk adiknya

BAHASA INDONESIA 2

Kerjakan soal berikut dalam kelompok (maksimal 3 orang). Setelah selesai tugas harus diupload di student site masing-masing.

1. Dalam urutan sebab-akibat, penulis memulai proses kreatif menulis dengan membicarakan permasalahan yang menyebabkan terjadinya masalah yang lain. Jelaskan pernyataan tersebut! Dengan kita membicarakan masalah yang terjadi kita dapat mengetahui sebab dan akibat dari suatu masalah tersebut

2. Deskripsi merupakan sebuah karangan yang mengajak pembacanya untuk dapat mendengar, melihat dan merasakan secara langsung. Jelaskan pengertian deskripsi dan uraiakan pernyataan di atas disertai contoh yang jelas! Saya mempunyai seekor kucing yang ucul buned berjenis persia, dan sering memenangkan kontes, kucing saya ini memiliki hidung yang pesek dan memiliki bulu putih kecoklatan, memiliki mata indah seperti bola pingpong.

3. Dalam bab pertama pendahuluan dari sebuah laporan meliputi perumusan masalah yang hendak dipaparkan dalam laporan. Buatlah ide penelitian dan tulis perumusan masalah secara jelas.
Jawab :
Ide peneitian ini tentang bagaimana membuat pelajaran matematika yang begitu sulit dan membosankan menjadi pelajaran yang menyenangkan dan mudah dipahami.
Pada penulisan ini Penulis membuat visualisasi bangun datar dan bangun ruang yang didalamnya berupa rumus matematika seperti luas, keliling, dan volume juga disertai dengan lima buah soal latihan dan penyelesaian dari rumus bangun datar dan bangun ruang tersebut. Program ini dibuat untuk pelajar dari tingkat SD sampai tingkat SMU. Microsoft Visual Basic 6.0 merupakan dasar pembentukkan program aplikasi ini.

Selesaikan soal silogisme di bawah ini :

4. a. Premis My : Semua negara di Asia Tenggara yang sedang berkembang tergabung dalam ASEAN
Premis Mn : Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang di Asia
b. My : Beberapa nelayan memiliki perahu bermotor
Mn : Beberapa tengkulak memiliki perahu bermotor

Kesimpulan yang dapat diambil dari premis diatas adalah…
a. Kesimpulan : Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang tergabung dalam ASEAN
b. Kesimpulan : beberapa nelayan dan tengkulak memiliki perahu bermotor







c. - Karena kakak mengidap penyakit maag, maka kakak tidak boleh makan makanan yang asam.
d. Karena mengidap penyakit lever, ayah tidak boleh makan hidangan yang berlemak.
Jelaskan pernyataan kalimat di atas dalam konsep berpikir induktif!
Jawab :
c. Kakak tidak boleh makan makanan yang asam, karena kakak mengidap penyakit maag.
d. Ayah tidak boleg makan hidangan yang berlemak, karena mengidap penyakit lever.


6. Misalnya Anda mengemukakan gagasan bahwa tinggal di daerah kumuh tidak baik bagi kesehatan. Gagasan yang dilengkapi dengan keterangan dan informasi ini menggunakan metode indukuktif.
Rancang latar belakang, lingkup permasalahan dan tujuan penelitian pada ide tersebut!
• Latar belakang dan Lingkup Permasalahan
Semakin berkembangnya Negara Indonesia, semakin berkembang pula kemajuan dalam segala bidang. Tetapi yang jadi permasalahan utama adalah permasalahan ekonomi yaitu kesenjangan sosial yang semakin jelas terlihat dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini yang menyebabkan kalangan menengah ke bawah menjadi semakin terpuruk karena adanya kebijakan pemerintah yang tidak relevan. Contohnya, dalam lingkungan tempat tinggal. Masyarakat kalangan menengah kebawah mayoritas tinggal di pemukiman kumuh yang jauh dari kelayakan, terutama dalam hal kesehatan. Masyarakat yang hidup di pemukiman kumuh lebih mudah terserang penyakit. Terutama penyakit kulit, diare, dan sebagainya. Penyebab masayarakat terserang penyakit tersebut adalah faktor lingkungan yang kurang baik, seperti mandi, mencuci pakaian, buang air pada satu tempat ( contohnya, sungai).
• Tujuan penelitian
Tujuan penelitian ini, ditujukan untuk menggambarkan bagaimana kehidupan kalangan menengah kebawah. Menurut survei yang dilakukan, terdapat bukti-bukti bahwa mayoritas masyarakat yang tinggal di pemukiman kumuh adalah pekerja serabutan. Faktor inilah yang menyebabkan mereka mengalami gangguan kesehatan karena faktor lingkungan yang kurang baik dan perekonomian yang jauh dibawah rata-rata upah minimum.



7. Identifikasi kesalahan pada pernyataan di bawah ini dalam konsep berpikir deduktif!
a. Semua pelaku kejahatan adalah korban rumah tangga.
b. Saya tidak pandai berenang. Hampir semua anggota keluarga saya tidak dapat berenang.
Jawab : a. Semua
b. hampir