Senin, 03 Januari 2011

POSTER IKLAN DAN SLOGAN

POSTER IKLAN DAN SLOGAN
Poster
Lembaran pengumuman atau iklan yang dipasang di tempat umum yang biasanya disertai gambar.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia : Poster plakat yang dipasang di tempat umum (berupa pengumuman atau iklan) dengan dan tulisan gambar yang mencolok.

Pemasangan poster :
Biasanya di tempat umum, seperti : terminal, stasiun, pasar, rumah sakit, dan sebagainya. Ditempelkan di dinding atau tembok. Dipasang di pinggir-pinggir jalan.

Tujuannya :
Agar sesuatu yang ada dalam poster itu dapat diketahui umum. Menjadikan masyarakat umum tertarik untuk membeli, memakai, atau mengikuti isi poster tersebut.

Bahasa poster :
1. Singkat
2. Jelas
3. Efektif
4. Mudah dimengerti
5. Menarik perhatian pembaca.

Prinsip penyusunan poster :
1. Kalimat dan gambar yang dipilih sesuai dengan tujuan penulisan poster.
2. Kalimat dalam poster bersifat mempengaruhi sehingga harus menggunakan kata yang menarik.
3. Kata-kata yang digunakan singkat dan padat agar orang lebih mudah mengingat dan mudah memahaminya dalam waktu yang singkat.
4. Dilengkapi dengan gambar agar dapat diketahui khalayak dengan cepat dan menarik. Gambar akan mendukung kalimat poster sehingga tidak perlu kalimat yang banyak gambar sudah mewakili poster.

Berdasarkan isinya, poster dibagi menjadi :
1. Poster kegiatan : Bertujuan memberitahukan adanya suatu kegiatan dan mengajak pembaca mengikuti atau berpartisipasi dalam megaton tersebut.
2. Poster penerangan atau pendidikan : Bersifat mempengaruhi pembaca untuk melakukan atau tidak melakukan suatu perilaku tertentu.
3. Poster hiburan : Berisi pemberitahuan adanya sesuatu hal yang bersifat hiburan.
4. Poster niaga : Bersifat menarik pembaca untuk membeli atau menggunakan suatu barang atau jasa.


IKLAN
Bentuk komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan informasi secara menarik. Tujuannya untuk mempengaruhi khalayak. Sasarannya masyarakat luas yang jumlahnya tak dapat ditentukan dan tinggalnya berpencar-pencar. Digunakan untuk menyampaikan gagasan, produk, atau jasa.

Ditinjau dari isinya, suatu iklan harus :
1. Objektif dan jujur
2. Menarik
3. Singkat dan jelas
4. Tidak bertentangan dengan SARA.

Dari segi bahasa, iklan harus :
1. Mudah dipahami
2. Mudah diingat
3. Persuasif / mempengaruhi
4. Menimbulkan kepenasaran masyarakat luas.

Ciri-ciri iklan :
1. Informatif
2. Komunikatif
3. Bahasa singkat dan padat
4. Menarik

Macam – Macam Iklan :
• Iklan penawaran : Disusun dengan menggunakan kata-kata pilihan yang berkonotasi baik, memikat, dan sugestif.
• Iklan pengumuman : Disusun untuk memberitahukan atau mengumumkan sesuatu kepada khayalak ramai.
• Iklan reklame : Disusun dengan menggunakan media di tempat terbuka sehingga mudah dilihat khalayak ramai. Kalimat reklame biasanya memuji produk dengan semboyan dan bersifat sugestif.


SLOGAN
Perkataan atau kalimat yang menarik atau mencolok dan mudah diingat untuk menjelaskan tujuan suatu ideologi, golongan, organisasi, partai politik, dan sebagainya.
Bersifat untuk membangkitkan semangat suatu prinsip hidup.

Kalimat slogan :
Singkat penuh makna
Contoh :
1. Pemuda sehat, negara kuat.
2. Sekali merdeka, tetap merdeka.
3. Jagalah sehatmu sebelum sakitmu.
4. Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh.
5. Kelas bersih, hati jernih.

KATA GANTI PRONOUN

KATA GANTI PRONOUN
1. Macam-macam kata ganti
Menurut fungsinya kata ganti dibedakan sbb:
1. Kata ganti orang, ialah kata yang menggantikan orang. Kata ganti orang ada tiga macam, yaitu:
a. Kata ganti orang pertama
Contoh : saya, aku, kami
b. Kata ganti orang kedua
Contoh : kamu, anda, engkau, saudara, bapak
c. Kata ganti orang ketiga
Contoh : dia, ia, beliau, -nya
2. Kata ganti milik, ialah kata ganti yang dipakai di belakang kata benda yang menyatakan pemilikan.
Contoh: Bukuku dipinjamnya.
Lukisannya sangat bagus.
3. Kata ganti penunjuk, ialah kata ganti untuk menunjukkan sesuatu.
Contoh: Lemari itu sangat besar.
Bulan ini ia akan berangkat.
4. Kata ganti penghubung, ialah kata ganti yang berfungsi sebagai penghubung dalam kalimat.
Contoh: Rumah yang besar itu sekarang sudah dijual.
Gadis yang ramah itu disenangi teman-temannya.
5. Kata ganti penanya, ialah kata yang dipergunakan untuk bertanya atau menanyakan orang, benda, sifat, keadaan, waktun atau tempat.
Contoh: Dimana kau simpan bukuku?
Siapa yang menempati rumahnenek?
Mengapa ia tidak datang? dsb.

Kata depan atau kata perangkai (Preposision), ialah kata yang terletak di depan kata lain berfungsi menghubungkan atau merangkaikan kata dengan kata atau kata dengan kalimat.
Macam-macam kata depan
Berdasarkan fungsinya, kata depan dibedakan sebagai berikut:
1. Kata depan di, ke, dan dari, dalam fungsi menyatakan arah atau tempat.
di : menunjukkan ada pada suatu tempat
ke : menunjukkan tempat yang dituju
dari : menunjukkan tempat yang ditinggalkan.
Kata depan tersebut merupakan jenis kata depan sejati (asli). Namun demikian terdapat jenis kata depan yang lain yang berasal dari kata benda, kata kerja, dan lain-lain.
2. Kata depan pada atau kepada berfungsi menyatakan waktu atau nama orang.
Contoh : Kami tunggu kehadirannya pada hari Minggu, 26 Maret 2006.Tanyakan kepada gurumu tentang penjelasan soal itu.
3. Kata depan akan berfungsi menyatakan waktu atau kegiatan yang akan dilaksanakan atau yang akan terjadi.
Contoh: Kami berdua akan mendaki Gunung Gede.
Mendung seperti ini biasanyaakan turun hujan
4. Kata depan dengan berfungsi menyatakan alat, keadaan, hubungan kesetaraan, dan keterangan perbandingan.
Contoh: -Ayah memotong kayu dengan gergaji. (alat)
-Dengan tergesa-gesa mereka berlari meninggalkan desa. (keadaan)
-Surabaya lebih panas dibandingkan dengan Jakarta. (perbandingan)
-dsb.
5. Kata depan atas berfungsi menghubungkan kata benda atau kata kerja dengan kata keterangan dan berfungsi menggantikan kata dengan, demi.
Contoh: -Kegiatan ini dapat terselenggara atas kerja sama semua elemen masyarakat.
-Terima kasih atas semua bantuan yang diberikan.
6. Kata depan antara berfungsi menunjukkan jarak.
Contoh: -Lokasi perkemahan itu terletak antara Bogor dengan Jakarta. (jarak).
-Tabrakan maut antara bus dengan kereta menewaskan 20 penumpang bus.

SINONIM DAN ANTONIM

SINONIM DAN ANTONIM
SINONIM
Sinonim > berasal dari bahasa Yunani Kuno “Syn” > berarti dengan dan
“Onoma” > berarti nama.

Sinonim merupakan kata – kata yang mempunyai kesamaan arti walau arti kata – kata itu tidaklah sama betul.
Dalam kalimat tertentu, suatu kata mungkin dapat digunakan, tetapi dalam kalimat lain tidak dapat .

KALIMAT SINONIM
1Pengalamannya sangat...
a.Pahit
b.Getir

2Obat itu sangat...
a.Pahit
b.Getir

Pada kalimat pertama kata pahit dan getir dapat dipertukarkan, sedangkan pada kalimat kedua tidak dapat dipertukarkan.

ANTONIM
Antonim > berasal dari kata Yunani Kuno “Anti” > yang berarti melawan dan
“Onoma” > yang berarti nama.

Antonim merupakan kata – kata yang berlawanan arti.

Jenis-Jenis Antonim
A. Antonim Kembar
B. Antonim Majemuk
C. Antonim Gradual

A.Antonim Kembar, Kata-kata yang berlawanan makna, terbatas hanya dua unsur saja.
Contoh : - perjaka x gadis
- jantan x betina
- jauh x dekat

B.Antonim Majemuk, Perlawan makna dengan beberapa kata.
Contoh : - merah x tidak merah ( seperti : putih, hijau, biru )

C.Antonim Gradual, Perlawanan dengan tingkatan makna.
Contoh : - gemuk x agak gemuk
- gemuk x kurang gemuk
- gemuk x tidak gemuk

UNGKAPAN DAN PERIBAHASA

UNGKAPAN DAN PERIBAHASA

Macam-Macam Ungkapan :
1.Ungkapan dengan bagian tubuh
2.Ungkapan dengan indra
3.Ungkapan dengan nama warna
4.Ungkapan dengan nama benda alam
5.Ungkapan dengan nama binatang
6.Ungkapan dengan bagian tumbuh-tumbuhan
7.Ungkapan dengan kata bilangan

A.Ungkapan dengan bagian tubuh
Contoh:
a. Jeng Sri memang tinggi hati.(sombong)
b. Karena ucapan orang itu, Waluyo naik darah.(marah)
c. Itulah akibatnya kalau menjadi anak yang berkepala batu. (tidak mau menurut)

B.Ungkapan dengan indra
Contoh:
a. Hati-hati terhadap orang yang besar mulut itu. (suka membual)
b. Merah telinganya ketika ia dituduh sebagai koruptor. (marah)
c. Karena mata gelap, dia mengamuk di kantor. (hilang kesabaran)

C.Ungkapan dengan nama warna
Contoh:
a. Lebih baik berputih tulang daripada hidup menanggung malu seperti ini. (mati)
b. Ketika kutinggalkan dulu engkau masih merah, sekarang sudah seorang jejaka. (masih bayi)

D.Ungkapan dengan nama benda alam
Contoh:
a. Selama pertandingan sepak bola itu, benar-benar dia menjadi bintang lapangan. (pemain yang baik)
b. Pidatonya digaraminya dengan lelucon sehingga menarik para pendengarnya. (dibumbui; dihiasi)

E.Ungkapan dengan nama binatang
Contoh:
a. Lagi-lagi aku yang dikambing hitamkan bila timbul keributan di kelas. (orang yang dipersalahkan)
b. Maaf, aku tak sudi kaujadikan aku sebagai kuda tunggangmu. (kausuruh-suruh untuk kepentinganmu)

F.Ungkapan dengan bagian tumbuh-tumbuhan
Contoh:
a. Kalau rasa permusuhan itu tidak dicabut sampai akar-akarnya, hubungan kalian tak pernah baik. (dihilangkan benar-benar)
b. “Gema Tanah Air” sebuah bunga rampai yang disusun oleh H.B. Jassin. (buku yang berisi kumpulan karangan beberapa orang)

G.Ungkapan dengan kata bilangan
Contoh:
a. Kalau bekerja dengan setengah hati, hasilnya kurang memuaskan.(tidak sungguh-sungguh)


PERIBAHASA
1.Kelompok kata atau kalimat yang tetap susunannya dan biasanya mengiaskan maksud tertentu.
2.Ungkapan atau kalimat-kalimat ringkas, padat yang berisi perbandingan, perumpamaan, nasihat, prinsip hidup atau aturan tingkah laku.

Jenis Peribahasa :
1.Pepatah
2.Perumpamaan
3.Pemeo
4.Ungkapan

A.Pepatah, Jenis peribahasa yang berisi nasihat atau ajaran dari orang tua-tua.
Contoh:
a. Air tenang menghayutkan.(orang pendiam, tetapi berilmu banyak)
b. Berjalan pelihara kaki, berkata pelihara lidah. ( dalam melakukan suatu pekerjaan hendaknya selalu berhati-hati)

B.Perumpamaan, Jenis peribahasa yang berisi perbandingan yang menggunakan kata seperti, bagai, bak, laksana, dll.
Contoh:
a. Seperti pungguk merindukan bulan. (mengharapkan sesuatu yang tidak mungkin tercapai)
b. Laksana burung dalam sangkar. (seseorang yang terikat oleh keadaan)

C.Pemeo, Jenis peribahasa yang biasanya digunakan untuk semboyan.
Contoh:
a. Esa hilang, dua terbilang. (terus berusaha hingga tercapai cita-cita)
b. Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. (seia sekata atau bersatu padu)

D.Ungkapan, Gabungan kata yang maknanya sudah menyatu dan tidak ditafsirkan dengan makna unsur yang membentuknya.
Contoh:
a.Mereka sudah banyak makan garam dalam hal itu. (banyak pengalaman)
b.Hati-hati terhadapnya, ia terkenal si panjang tangan. (suka mencuri)

KATA ULANG ATAU REDUPLIKASI

KATA ULANG ATAU REDUPLIKASI
Kata ulang atau reduplikasi, Kata jadian yang terbentuk dengan pengulangan kata.
Bentuk kata ulang :
1. Kata ulang murni atau pengulangan seluruh atau dwilingga, yaitu pengulangan seluruh kata dasar.
Contoh :
• ibu-ibu
• - kuda-kuda
2. Kata ulang berimbuhan atau kata ulang sebagian, yaitu bentuk pengulangan kata dengan mendapat awalan, sisipan, akhiran atau gabungan imbuhan sebelum atau sesudah kata dasarnya diulang.
Contoh :
• berlari-lari
• bermain-main
• menari-nari
• hormat-menghormati
• bunga-bungaan
• kekanak-kanakan
3. Kata ulang berubah bunyi atau bervariasi fonem, baik vokal maupun konsonan.
Contoh :
• - lauk-pauk
• - serta-merta
• - warna-warni
• - gerak-gerik
• - mondar-mandir
4. Kata ulang suku awal atau dwipurwa, yaitu bentuk pengulangan suku pertama kata dasarnya, biasanya disertai variasi e pepet.
Contoh :
• lelaki, laki-laki ~ lalaki ~ lelaki
• sesama, sama-sama ~ sasama ~ sesama
• tetangga, tangga-tangga ~ tatangga ~ tetangga
5. Selain bentuk kata ulang di atas, terdapat kata ulang semu atau kata dasar berulang.
Contoh :
- cumi-cumi - paru-paru
- laba-laba - pura-pura
- biri-biri - kura-kura
- kupu-kupu
- kunang-kunang
Makna kata ulang
1. Menyatakan banyak tak tentu.
Contoh :
- gunung-gunung
- daerah-daerah
- gerak-gerik
- rumah-rumah
- pepohonan
2. Menyatakan sangat.
Contoh :
- rajin-rajin - besar-besar
- kuat-kuat - manis-manis
3. Menyatakan saling, berbalasan atau
pekerjaan dilakukan oleh dua pihak.
Contoh :
- kunjung-mengunjungi
- tuduh-menuduh
- tolong-menolong
4. Menyatakan paling atau intensitas.
Contoh :
- sebaik-baiknya
- setinggi-tingginya
- sebanyak-banyaknya
5. Menyatakan tiruan atau menyerupai.
Contoh :
- orang-orangan
- siku-siku
- rumah-rumahan
6. Menyatakan bersenang-senang atau santai.
Contoh :
- duduk-duduk - minum-minum
- membaca-baca - tidur-tiduran
- berjalan-jalan - berbaring-baring
7. Menyatakan dikenai sifat atau agak.
Contoh :
- kebarat-baratan
- kemalu-maluan
- kehijau-hijauan
8. Menyatakan himpunan pada kata bilangan.
Contoh :
- dua-dua
- lima-lima
- banyak-banyak
9. Menyatakan agak….(melemahkan arti).
Contoh :
- Kepala pening-pening.
- Badan sakit-sakit.
- Jangan malu-malu.
10. Menyatakan beberapa.
Contoh :
- bertahun-tahun ia menunggu.
- berhari-hari ia menanti.
11. Menyatakan terus-menerus.
Contoh :
- bertanya-tanya
- mencari-cari
12. Menyatakan waktu.
Contoh :
- Pagi-pagi minum es.
- Datang-datang marah.
13. Menyatakan makin atau bertambah.
Contoh :
- Lama-lama ia pingsan.
- Meluap-luap amarahnya.
14. Menyatakan berusaha … atau penyebab.
Contoh :
- menyabar-nyabarkan diri.
- menguat-nguatkan hati.
- menahan-nahan amarah.

MACAM-MACAM POLA PENGEMBANGAN PARAGRAF

MACAM-MACAM POLA PENGEMBANGAN PARAGRAF
1. Pengembangan Umum-Khusus, Paragraf yang dimulai dengan pikiran pokok kemudian diikuti oleh pikiran-pikiran penjelas.
Contoh:
Pada waktu menulis surat kita harus tenang. Kalau sedang sedih, bingung, kesal, atau marah kita jangan menulis surat. Kesedihan, kebingungan, kekesalan, dan kemarahan itu akan tergambar dalam surat kita. Mungkin akan tertulis kata-kata yang kurang terpikir, terburu nafsu, dan dapat merusak suasana.
2. Pengembangan Khusus-Umum, Paragraf yang dimulai dengan pikiran-pikiran penjelas kemudian diikuti oleh pikiran pokok atau kesimpulan.
Contoh:
Dengan bahasa, manusia dapat menyampaikan bermacam-macam pikiran dan perasaan kepada sesama manusia. Dengan bahasa pula, manusia dapat mewarisi dan mewariskan semua pengalaman dan pengetahuannya. Seandainya manusia tidak berbahasa, alangkah sunyinya dunia ini. Memang bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia.
3. Pengembangan dengan Alasan-alasan atau Sebab Akibat, Pada paragraf ini didahului dengan sebab terjadinya sesuatu dan diikuti rincian-rincian sebagai akibatnya atau sebaliknya. Sebab sebagai pikiran utama dan akibat sebagai pikiran-pikiran penjelas.
Contoh
(1) Itik Indonesia baik sekali untuk diternakkan.(2) Pemeliharaannya sederhana sekali.(3) Telurnya banyak.(4) Tahan terhadap berbagai penyakit.(5) Ia kuat sekali berjalan jauh.
Kalimat (1) sebagai sebab dan
kalimat (2), (3), (4), (5) sebagai akibat
4. pengembangan dengan perbandingan, pengembangan paragraf jenis ini mengungkapkan persamaan dan perbedaan dua objek atau lebih.
Contoh
(1) Kota Jakarta dan Bandung mempunyai persamaan dan perbedaan. (2) Keduanya termasuk kota besar bahkan sebagai ibukota provinsi. (3) Ditinjau dari suasana, Jakarta bersuhu panas sedangkan Bandung sejuk. (4) Di samping itu, Kota Jakarta memiliki peran lain, yaitu sebagai ibukota negara.
Persamaan ditunjukkan oleh kalimat (2) dan
perbedaan oleh kalimat (3) dan (4).
5. Pengembangan dengan Contoh, Pengembangan jenis ini dikemukakan suatu pernyataan yang diikuti rincian berupa contoh-contoh.
Contoh
Sejalan dengan perkembangan sejarahnya, perbendaharaan kata Indonesia diperkaya oleh berbagai bahasa. Ada yang berasal dari bahasa daerah, ada pula yang berasal dari bahasa asing. Yang berasal dari bahasa daerah, misalnya nyeri, babak, beres, dan sewenang-wenang. Adapun yang berasal dari bahasa asing lampu, motor, ahli, akhlak, dan lain-lain.

MENYUSUN PARAGRAF

MENYUSUN PARAGRAF
Paragraf atau Alinea, Seperangkat kalimat yang membahas satu topik atau hanya mengacu pada satu gagasan pokok.
Topik dituangkan ke dalam suatu kalimat yang disebut dengan kalimat topik atau kalimat utama, sedangkan kalimat yang menjelaskan kalimat topik disebut kalimat penjelas.
Syarat-syarat Pembentukan Paragraf :
1. Kesatuan, semua kalimat dalam paragraf itu secara bersama-sama mendukung satu ide atau gagasan pokok. Jadi, tidak boleh ada kalimat sumbang atau menyimpang dari pikiran utamanya.
Contoh paragraf berkalimat sumbang :
Hari akan hujan. Angin bertiup kencang. Debu-debu beterbangan. Awan hitam bergerak dengan cepat. Burung-burung berkicau riang. Para pedagang kaki lima sibuk mengemas dagangannya.
2. Koherensi, kepaduan atau kekompakan hubungan antara kalimat satu dengan kalimat lain dalam paragraf tersebut.

Kepaduan kalimat dalam suatu paragraf dapat dijalin dengan penanda hubungan, baik penanda hubungan eksplisit maupun implisit.
1. Penanda Hubungan secara Eksplisit
1) pengulangan kata
Contoh:
Semua isi alam ini adalah makhluk, artinya ciptaan Tuhan. Ciptaan Tuhan yang paling sempurna dan paling mulia adalah manusia. Manusia diizinkan oleh Tuhan memanfaatkan semua isi alam ini untuk keperluan hidupnya. Akan tetapi, tidak diizinkan menyakiti, menyiksa, dan menyia-nyiakan.
2) kata ganti
Contoh
Maya anak Pak Karto. Sekarang ia kelas III SMP.Tiap pagi teman-temannya selalu menghampirinya. Mereka berangkat dan pulang bersama-sama.
3) kata-kata penghubung
Contoh:
Semalam suntuk Darto menonton pertandingan sepakbola di televisi.
Oleh karena itu, ia bangun kesiangan. Akibatnya, ia terlambat masuk ke sekolah.
b. Penanda Hubungan secara Implisit
Contoh
Matahari belum tinggi benar, baru sepenggalan. Sinarnya yang keemasan membuat suasana sangat cerah. Angin segar bertiup sepoi-sepoi basa menggerak-gerakkan daun pepohonan. Burung-burung pun berkicau riang. Tampak segalanya indah.

3. Pengembangan
Pengembangan ide atau gagasan dengan menggunakan kalimat-kalimat pendukung.
4. Efektif
Disusun dengan menggunakan kalimat efektif sehingga ide bisa tersampaikan dengan tepat.

Macam Paragraf Berdasarkan Letak Kalimat Utama:
1. Paragraf deduktif, Paragraf yang dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat topik kemudian diikuti dengan kalimat-kalimat penjelas.
Contoh:
Kemauannya sulit untuk diikuti. Dalam rapat sebelumnya sudah diputuskan bahwa dana itu harus disimpan dulu. Para peserta sudah menyepakati hal itu. Akan tetapi, hari ini ia memaksa menggunakannya membuka usaha baru.
2. Paragraf Induktif, Paragraf yang dimulai dengan mengemukakan penjelasan-penjelasan kemudian diakhiri dengan kalimat topik.
Contoh:
Sepanjang hari hujan turun dengan lebatnya. Air sungai mulai meluap. Di mana-mana terjadi banjir bahkan banyak pohon yang roboh dan tumbang. Rupanya musim hujan sudah mulai tiba.
3. Paragraf Campuran, Paragraf yang dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat topik kemudian diikuti kalimat-kalimat penjelas dan diakhiri dengan kalimat topik. Kalimat topik yang ada pada akhir paragraf merupakan penegasan dari awal paragraf.
Contoh:
Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat dilepaskan dari komunikasi. Kegiatan apa pun yang dilakukan manusia pasti menggunakan sarana komunikasi, baik sarana komunikasi yang sederhana maupun yang modern. Kebudayaan dan peradaban manusia tidak akan bisa maju seperti sekarang ini tanpa adanya sarana komunikasi.
4. Paragraf Deskriptif/Naratif/Menyebar, Paragraf yang tidak memiliki kalimat utama. Pikiran utamanya menyebar pada seluruh paragraf atau tersirat pada kalimat-kalimat penjelas.
Contoh:
Di pinggir jalan banyak orang berjualan kue dan minuman. Harganya murah-murah, Sayang banyak lalat karena tidak jauh dari tempat itu ada tumpukan sampah busuk. Dari sampah, lalat terbang dan hinggap di kue dan minuman. Orang yang makan tidak merasa terganggu oleh lalat itu. Enak saja makan dan minum sambil beristirahat dan berkelakar.

PERENCANAAN PENYUSUNAN KARANGAN

PERENCANAAN PENYUSUNAN KARANGAN
Penulisan sebuah karangan harus memenuhi persyaratan.persyaratan ini menyangkut isi, bahasa, dan teknik penyajian,oleh sebab itu untuk membuat sebuah karangan perlu direncanakan dan tentunya sesuai dengan pengelompokkan karangannya, baik menurut bentuk, ragam, jenis, rumpun, ataupun macam karangannya.

Pengelompokkan menurut jenis,ragam,dan rumpun memiliki keterkaitan yang saling terkait.
Dalam ragam sampai macam karangan kemungkinan pilihan semakin luas sehingga penentuan karangan yang akan ditulis harus semakin diarahkan untuk sampai pada pemilihan terakhir.
Kegiatan penulisan karangan merupakan kegiatan tunggal dan sebagai kesatuan proses.Dikatakan sebagai suatu kegiatan tunggal jika yang ditulis merupakan sebuah karangan yang sederhana,pendek,dan bahannya sudah dikuasai penuh.Sedangkan kegiatan yang merupakan proses, apabila kegiatan itu dilaksanakan dalam beberapa tahap yakni:

1.Tahap Prapenulisan
Dalam tahap prapenulisan direncanakan hal-hal pokok yang akan mengarahkan
penulis dalamseluruh kegiatan penulisan karangan.

2.Tahap Penulisan
Dalam tahap penulisan atau pengembangan,merupakan pelaksanaan tentang hal-hal yang
direncanakan,ya itu pengembangan gagasan dalam kalimat-kalimat,satuan paragraf,
bagian atau bab.

3.Tahap Revisi
Dalam tahap revisi yang dilakukan adalah membaca dan menilai kembali mengenai
keseluruhan yang telah ditulis,memperbaiki,mengubah,bahkan diperluas kembali isi
karangannya.

Dalam merencanakan sebuah karangan agar menghasilkan karangan yang baik dan
sistematis,terdapat langkah-langkahnya yakni menentukan:

1.Topik dan Judul
sumber-sumber topik bisa melalui ;
a.Sumber pengalaman yaitu apa-apa yang pernah dialami seseorang
b.Sumber pengamatan
c.Sumber imajinasi
d.Sumber pendapat atau hasil penalaran.

Untuk merumuskan topik yang baik dipergunakan ukuran serta dipertimbangkan
beberapa hal yaitu:
1.Topik hendaknya menarik untuk dibahas.
Topik yang menarik bukan bagi penulisnya saja tetapi diperkirakan juga menarik
untuk pembaca.Topik yang menarik perhatian penulis akan memungkinkan penulis
berusaha untuk secara serius mencari data yang penting dan relevan dengan
masalah yang sedang dikarang.

Sabtu, 01 Januari 2011

KUTIPAN

KUTIPAN

Kutipan adalah gagasan, ide, pendapat yang diambil dari berbagai sumber. Proses pengambilan gagasan itu disebut mengutip. Gagasan itu bisa diambil dari kamus, ensiklopedi, artikel, laporan, buku, majalah, internet, dan lain sebagainya.
Penulisan sumber kutipan ada yang menggunakan pola Harvard, ada pula yang menggunakan pola konvensional atau catatan kaki (footnote). Sekarang Anda akan mempelajari pencantuman kutipan dengan pola Harvard.
Prinsip-prinsip mengutip :
a) Karena kutipan pada hakekatnya adalah pinjaman pendapat seseorang,maka pengutip jangan mengadakan perubahan ,baik kata-katanya maupun tekhniknya.
b) Menghilangkan bagian kutipan
Dalam kutipan diperkenankan menghilangkan bagian-bagian kutipan dengan syarat bahwa penghilangan bagian itu tidak menyebabkan perubahan makna.
Caranya:
1) Menghilangkan bagian kutipan yang kurang dari satu alinea.Bagian yang dihilangkan diganti dengan tiga titik berspasi.
2) Menghilangkan bagian kutipan yang lebih dari satu alinea. Bagian yang dihilangkandiganti dengan titik berspasi sepanjang garis (dari margin kiri sampai margin kanan)
Adapun jenis-jenis kutipan adalah:
1.Kutipan Langsung
Kutipan Langsung ialah kutipan yang sama persis dengan teks aslinya,tidak boleh ada perubahan.Kalau ada hal yang dinilai salah/meragukan,kita beri tanda ( sic! ),yang artinya kita sekedar mengutip sesuai dengan aslinya dan tidak bertanggung jawab atas kesalahan itu.Demikian juga kalau kita menyesuaikan ejaan,memberi huruf kapital,garis bawah,atau huruf miring,kita perlu menjelaskan hal tersebut, missal [ huruf miring dari pengutip ],[ ejaan disesuaikan dengan EYD ],dll.
Bila dalam kutipan terdapat huruf atau kata yang salah lalu dibetulkan oleh pengutip,harus digunakan huruf siku [ ….. ].
Cara penulisannya adalah sebagai berikut :
1). Yang tidak lebih dari empat baris:
a) Kutipan diintegrasikan ke dalam teks
b) Jarak antara baris kutipan dua spasi
c) Kutipan diapit dengan tanda kutip
d) Sesudah kutipan selesai,langsung dibelakang yang dikutipdalam tanda kurung ditulissumber dari mana kutipan itu diambil,dengan menulis nama singkat atau nama keluarga pengarang,tahun terbit,dan nomor halaman tempat kutipan itu diambil
2). Yang lebih dari empat baris:
a) Kutipan dipisahkan dari teks sejarak tiga spasi
b) Jarak antara baris kutipan satu spasi
c) Kutipan dimasukkan 5-7 ketukan, sesuai dengan alinea teks pengarang atau pengutip.Bila kutipan dimulai dengan alinea baru,maka baris pertama kutipan dimasukkan lagi 5-7 ketukan
d) Kutipan diapit oleh tanda kutip atau tidak diapit tanda kutip
e) Dibelakang kutipan diberi sumber kutipan (seperti pada 1).
2. Kutipan tidak lansung ( Kutipan Isi )
1) Kutipan diintegrasikan dengan teks
2) Jarak antara baris kutipan spasi rangkap
3) Kutipan tidak diapit tanda kutip
4) Sesudah selesai diberi tanda kutipan
3. Kutipan pada catatan kaki
Kutipan selalu ditempatkan pada spasi rapat, meskipun kutipan itu singkat saja. Kutipan diberi tanda kutip, dikutip seperti dalam teks asli.

4. Kutipan atas ucapan lisan
Kutipan harus dilegalisir dulu oleh pembicara atau sekretarisnya (bila pembicara seorang pejabat). Dapat dimasukkan ke dalam teks sebagai kutipan langsung atau kutipan tidak langsung.

5. Kutipan dalam kutipan
Kadang-kadang terjadi bahwa dalam kutipan terdapat lagi kutipan.

Dalam hal ini dapat ditempuh dua cara :
1) bila kutipan asli tidak memakai tanda kutip, kutipan dalam kutipan dapat mempergunakan tanda kutip tungggal atau tanda kutip ganda.
2) bila kutipan asli memakai tanda kutip, kutipan dalam kutipan mempergunakan tanda kutip ganda. Sebaliknya bila kutipan asli memakai tanda kutip ganda, kutipan dalam kutipan memakai tanda kutip tunggal.

f. Kutipan langsung dalam materi
Kutipan langsung dimulai dengan materi kutipan hinggga perhentian terdekat, (dapat berupa koma, titik koma, atau titik) disusul dengan sisipan penjelas siapa yang berbicara.
Contoh :
“Jelas,” kata Prof. Haryati, ”kosa kata bahasa Indonesia banyak mengambil dari kosa kata bahasa Sansekerta.”



Daftar pustaka (bibliografi) merupakan sebuah daftar yang berisi judul buku-buku, artikel-artikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya, yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan (contohnya: thesis). Melalui daftar pustaka yang disertakan pada akhir tulisan, para pembaca dapat melihat kembali pada sumber aslinya.
Dalam menulis daftar pustaka terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu:
1. Daftar pustaka disusun berdasarkan urutan alfabet, berturut-turut dari atas ke bawah, tanpa menggunakan angka arab (1,2,3, dan seterusnya).
2. Cara penulisan daftar pustaka sebagai berikut:
a. Tulis nama pengarang (nama pengarang bagian belakang ditulis terlebih dahulu, baru nama depan)
b. Tulislah tahun terbit buku. Setelah tahun terbit diberi tanda titik (.)
c. Tulislah judul buku (dengan diberi garis bawah atau cetak miring). Setelah judul buku diberi tanda titik (.).
d. Tulislah kota terbit dan nama penerbitnya. Diantara kedua bagian itu diberi tanda titik dua (:). Setelah nama penerbit diberi tanda titik
Contoh : DAFTAR PUSTAKA
1. Stuart, Gail Wiscarz & Sundeen, Sandra J. (1995). Prinsiples & Practice of Psychiatric Nursing. St Louis: Mosby Year Book.
2. Taylor C, Lilis C, LeMone. P. (1997). Fundamental of Nursing: The Art and Science of Nursing Care. Philadelphia: Lippinott-Raven Publishers.
3. Baradja, M.F. 1990. Kapita Selecta Pengajaran Bahasa. Malang: Penerbit IKIP Malang.
4. Damono, Sapardi Joko. 1979. Novel Sastra Indonesia Sebelum Perang. Jakarta: Pusat Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.