Jumat, 29 Oktober 2010

SYARAT-SYARAT KALIMAT EFEKTIF

SYARAT-SYARAT KALIMAT EFEKTIF

1. Sebutkan dan jelaskan syarat-syarat kalimat efektif?
Kalimat efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang secara tepat dapat mewakili sasaran atau perasaan pembicara atau penulis dan sanggup menimbulkan gaga san yang sama tepatnya dalam pikiran pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau penulis.
Kalimat merupakan suatu bentuk bahasa yang mencoba menyusun dan menuangkan gagasan-gagasan seseorang secara terbuka untuk dikomunikasikan kepada orang lain.
Aspek-aspek penguasaan bahasa meliputi :
a. Penguasaan secara aktif sejumlah besar perbendaharaan kata (kosa kata) bahasa tersebut.
b. Penguasaan kaidah-kaidah sintaksis bahasa itu secara aktif.
c. Kemampuan menemukan gaya yang paling cocok untuk menyampaikan gagasan-gagasan.
d. Tingkat penalaran (logika) yang dimiliki seseorang.
Dalam bab ini khusus akan diberikan uraian mengenai kalimat ditinjau dari segi komposisi dan retorika yaitu mengenai kalimat yang efektif.
Jadi yang dimaksud dengan kalimat yang efektif adalah kalimat yang memenuhi syarat-syarat berikut :
Yang dimaksud dengan kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
 Secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan pembicara atau penulis
 Sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau penulis.

2. Koherensi yang baik dan komplek
Koherensi adalah hubungan timbal balik yang baik dan jelas antara unsur-unsur (kata atau kelompok kata ) yang membentuk kalimat itu.

Ada empat Kesalahan yang dapat merusak koherensi yaitu:
1. Menempatkan kata depan
2. Kata penghubung yang tidak sesuai atau tidak pada tempatnya.
3. Penempatan keterangan aspek yang tidak sesuai
4. Pemakaian kata, baik karena merangkainya atau hakikatnya mengandung kontradiksi
Koherensi yang baik dan benar adalah hubungan timbal balik yang baik dan jelas antara unsur-unsur (kata atau kelompok kata) yang membentuk kalimat itu.



3. Kehematan (Economy)
Kehematan adalah adanya hubungan jumlah kata yang digunakan dengan luasnya jangkauan makna yang diacu. Sebuah kalimay dikatakan hemat bukan karena jumlah katanya sedikit, sebaliknya dikatakan tidak hemat kerena jumlah katanya terlalu banyak. Yang utama adalah seberapa banyakkah kata yang bermanfaat bagi pembaca atau pendengar. Dengan kata lain, tidak usah menggunakan belasan kata, kalau maksud yang dituju bisa dicapai dengan beberapa kata saja.Upaya untuk mengefektifkan sebuah kalimat,dapat dilakukan dengan cara-cara berikut:
a. Menghilangkan subyek yg tidak diperlukan
b. Menghindari penggunaan hipernim dan hiponim secara bersamaan
c. Menjauhkan pemakaian kata depan dari,dan,dari pada yang tidak perlu
d. Menghindari pemakaian kata yg tidak perlu
e. Menghindari bentuk klausa ber-bahwa bila bentuk frasenya sudah memadai
f. Menghilangkan pleonasme.

4. Penekanan
Inti pikiran yang terkandung dalam tiap kalimat (gagasan utama) haruslah dibedakan dari sebuah kata yang dipentingkan. Kata yang dipentingkan harus mendapat tekanan atau harus lebih ditonjolkan dari unsur-unsur yang lain. Namun masih terdapat beberapa cara yagn dapat dipergunakan untuk memberi penekanan itu, baik dalam bahasa lisan maupun dalam bahasa tulisan.
Cara-cara yang dipergunakan untuk memberi penekanan :
a.Mengubah-ubah posisi dalam kalimat
b.Mempergunakan repetisi
c.Pertentangan
d.Partikel penekanan

5. Variasi
Variasi merupakan suatu upaya yang bertolak belakang dengan repetisi. Variasi tidak lain daripada menganeka-ragamkan bentuk-bentuk bahasa agar tetap terpelihara minat dan perhatian orang.

Variasi dalam kalimat ada beberapa macam cara :
1. Variasi sinonim kata
2. Variasi panjang pendeknya kalimat
3. Variasi penggunaan bentuk me dan di
4. Variasi dengan mengubah posisi dalam kalimat

6. Paralelisme
Paralelisme adalah kesejajaran bentuk, membantu memberi kejelasan dalam unsur gramatikal dengan mempertahankan bagian-bagian yang sederajat dalam konstruksi yang sama.

7. Penalaran atau Logika
Jalan pikiran adalah suatu proses berpikir yang berusaha untuk menghubung-hubungkan evidensi-evidensi me¬nuju kepada suatu kesimpulan yang masuk akal. lni berarti kalimat¬-kalimat yang diucapkan harus bisa dipertanggung-jawabkan dari segi akal yang sehat atau singkatnya harus sesuai dengan penalaran.

Sabtu, 23 Oktober 2010

KATA

KATA


Kata adalah satuan bahasa terkecil yang dapat berdiri sendiri dengan makna yang bebas.

Jenis-jenis kata

1. Kata Baku
Kata baku adalah kata yang pengucapan atau penulisannya sesuai dengan kaidah-kaidah standar sesuai dengan EYD, tata bahasa Indonesia, dan kamus umum.
Contoh : saya, ibu, dilihat, bertemu.


2. Kata Tidak Baku
Kata yang pengucapan atau penulisannya tidak memenuhi kaidah-kaidah standar.
Contoh : nyokap, liatin, ketemu


3. Kata Dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
Contoh : Aku senang karena engkau datang.


4. Kata Jadian
Kata jadian adalah awalan atau akhiran dari bentuk dasar yang berupa gabungan kata.
Penulisannya serangkai dengan kata yang mengikutinya.
Contoh : bertanggung jawab, tanda tangani, menitikberatkan.


5. Kata Majemuk
Kata majemuk merupakan gabungan dua buah kata atau lebih yang membentuk arti baru.
Gabungan kata haruslah menerangkan seluruh gabungan yang ada sebagai satu kesatuan bentuk, bukan menerangkan salah satu kata dari gabungan itu.
Contoh : makan hati  susah atau sedih
panjang tangan  suka mencuri
keras kepala  susah diatur
besar kepala  sombong
tinggi hati  sombong
buah hati  kesayangan
buah tangan  oleh-oleh

6. Kata Kerja
Kata kerja adalah kata yang menyatakan perbuatan, tindakan, gerak gerik atau cara menjalankan dan berbuat.
Macam-macam kata kerja

 Kata kerja aktif yaitu kata kerja yang berawalan me- dan ber- dan berfungsi sebagai predikat (subjeknya melakukan pekerjaan).
Contoh : membaca, menulis, berlari, belajar

 Kata kerja pasif yaitu kata kerja yang berawalan di-, ter- atau ke- dan berfungsi sebagai predikat (subjeknya dikenai pekerjaan).
Contoh : dibaca, ditulis, terjatuh


7. Kata Sifat
Kata sifat adalah kata yang memperjelas sifat dan keadaansuatu benda atau yang dibendakan.
Macam-macam kata sifat :

 Kata dasar  manis, besar, jauh, lemah, tinggi
 Kata jadian  terharu, terindah, berharga
 Kata ulang  jauh-jauh, kekanak-kanakan
 Kata serapan  kreatif, canggih
 Kelompok kata  murah hati, ringan tangan


8. Kata Bilangan
Kata bilangan adalah bentukan kata yang menyatakan jumlah kumpulan dan urutan atau tingkatan suat benda atau yang dibendakan.
Macam-macam kata bilangan :

 Kata bilangan utama
Contoh : satu, dua, tiga
 Kata bilangan bertingkat
Contoh : bab satu, raja kesepuluh
 Kata bilangan kumpulan
Contoh : kedua orang itu, kesepuluh pemain
 Kata bilangan himpunan
Contoh : satu-satu, dua-dua
 Kata bilangan tak tentu
Contoh : beberapa, semua, sebagian, tiap-tiap, masing-masing, seluruh
 Kata Bantu bilangan
Contoh : selembar kertas, sebatang pohon, setangkai bunga

9. Kata Ganti
Kata ganti adalah kata yang digunakan untuk menggantikan benda atau sesuatu yang dibendakan.
Macam-macam kata ganti :

 Kata ganti orang (pronominal)
Contoh : orang pertama tunggal : saya, aku

KALIMAT MAJEMUK

KALIMAT MAJEMUK

 Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri dari dua kalimat tunggal atau lebih.
 Kalimat majemuk dapat dibentuk dari paduan beberapa buah kalimat tunggal.
 Pembentukan kalimat majemuk ada yang memerlukan kata penghubung ada pula yang tidak.

Kalimat majemuk dibedakan menjadi
1. Kalimat Majemuk Setara
2. Kalimat Majemuk Rapatan
3. Kalimat Mejemuk Bertingkat

Kalimat Majemuk Setara
 Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk dimana hubungan antar unsur-unsurnya sederajat.
 Kalimat majemuk setara terdiri dari :
1. Kalimat majemuk penjumlahan ditandai dengan kata sambung lalu, lagi, kemudian, dan.
Contoh :
Kakak membaca buku, kemudian menulis surat.
2. Kalimat majemuk pemilihan ditandai dengan kata sambung atau.
Contoh :
Ibu membeli ikan atau ayam.
3. Kalimat majemuk pertentangan ditandai dengan kata penghubung tetapi, melainkan.
Contoh :
Ayah tidak pergi ke kantor melainkan ke rumah sakit.


Kalimat Majemuk Rapatan
 Kalimat majemuk rapatan adalah kalimat majemuk setara yang bagian-bagiannya dirapatkan.
 Hal tersebut terjadi karena kata-kata yang dirapatkan pada bagian-bagian kaliamat itu memiliki fungsi yang sama.
 Perapatan dilakukan dengan menghilangkan salah satu fungsi kalimat yang sama.

1. Kalimat majemuk rapatan subjek
Contoh :
Pak Adi guru mengaji.
Pak Adi ketua RT.
Pak Adi guru mengaji dan ketua RT.

2. Kalimat majemuk rapatan predikat.
Contoh :
Kiki pandai bermain bola.
Galih pandai bermain bola.
Kiki dan Galih pandai bermain bola.

3. Kalimat majemuk rapatan keterangan.
Contoh :
Sore hari kakak menyiram bunga.
Sore hari adik menyapu halaman.
Sore hari kakak menyiram bunga dan adik menyapu halaman.


Kalimat Majemuk Bertingkat
 Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang hubungan antar unsur-unsurnya tidak sederajat.
 Salah satu unsurnya sebagai induk kalimat.
 Unsur lainnya sebagai anak kalimat.

Jenis-jenis kalimat mejemuk bertingkat :

1. Kalimat majemuk hubungan pengandaian, ditandai dengan kata penghubung jika, seandainya, andaikan.
Contoh :
Jika tidak hujan, saya akan datang ke rumahmu.

2. Kalimat majemuk hubungan perbandingan, ditandai dengan kata sambung ibarat, seperti, bagaikan, daripada, laksana.
Contoh :
Doni lebih senang bermain sepakbola daripada bermain basket.

3. Kalimat majemuk hubungan penyebabab, ditandai dengan kata sambung sebab, karena, oleh karena
Contoh :
Amir tidak masuk sekolah karena sakit.

4. Kalimat majemuk hubungan akibat, ditandai dengan kata sambung sehingga, sampai-sampai, maka.
Contoh :
Ia bekerja terlalu keras sehingga jatuh sakit.

5. Kalimat majemuk hubungan cara, ditandai dengan kata sambung dengan.
Contoh :
Sari dapat mempertahankan prestasinya dengan cara berlatih dengan giat.

6. Kalimat majemuk hubungan penjelasan, ditandai dengan kata sambung bahwa, yaitu.
Contoh :
Pak Madi telah menggemburkan tanah, yaitu dengan mencangkul tanah itu sampai kedalaman 10 centimeter.

7. Kalimat majemuk hubungan waktu, ditandai dengan kata sambung ketika, sewaktu, semasa.
Contoh :
Ibu selesai memasak ketika saya pulang sekolah.


KALIMAT MAJEMUK CAMPURAN
 Kalimat majemuk campuran merupakan gabungan dari kelimat majemuk setara dengan kalimat majemuk bertingkat.
 Kalimat majemuk campuran dibentuk sekurang-kurangnya oleh tiga kalimat tunggal.
 Contoh :
Adik selesai mengerjakan PR ketika ayah datang dari kantor dan ibu selesai memasak.

KATA ULANG

KATA ULANG

Kata ulang adalah bentuk pengulangan kata dasar.
Biasanya menggunakan tanda hubung ( - )

Jenis-jenis kata ulang :

1. Kata Ulang Murni (dwilingga)
Kata ulang murni merupakan bentuk pengulangan kata dasar.
Contoh : murid-murid, buku-buku
Arti yang terbentuk dari kata ulang murni antara lain :

a. menyatakan intensitas kuantitatif (banyak tak tertentu)
Contoh : orang-orang, burung-burung
b. menyerupai
Contoh : kuda-kuda, siku-siku
c. melemahkan arti atau ketidaktentuan
Contoh : apa-apa, ragu-ragu
d. intensitas kualitatif (bersifat menegaskan)
Contoh : tinggi-tinggi, bagus-bagus
e. menyatakan himpunan (kolektif)
Contoh : dua-dua, tiga-tiga
f. menyatakan kesamaan sifat
Contoh : besar-besar, kecil-kecil


2. Kata Ulang Berimbuhan
Kata ulang berimbuhan merupakan bentuk-bentuk pengulangan kata dasar yang telah mendapat imbuhan.
Arti yang terbentuk dari kata ulang berimbuhan antara lain :

a. bermacam-macam
Contoh : sayur-sayuran, buah-buahan
b. tiruan atau menyerupai
Contoh : mobil-mobilan, orang-orangan
c. saling
Contoh : bersalam-salaman, pukul-memukul
d. saling (tidak beraturan)
Contoh : berlari-larian, berkejar-kejaran
e. melemahkan arti
Contoh : sakit-sakitan
f. bersifat seperti
Contoh : kekanak-kanakan, kebarat-baratan
g. menyatakan berulang-ulang
Contoh : melambai-lambai, mengangguk-angguk
h. menyatakan hal-hal yang berhubungan dengan
Contoh : tulis-menulis, tali-temali

3. Kata Ulang Berubah Bunyi
Kata ulang berubah bunyi merupakan bentuk pengulangan kata dasar yang telah berubah fonemnya, baik vokal maupun konsonan.
Arti yang terbentuk dari kata ulang berubah bunyi adalah :

a. menyatakan sering atau berkali-kali
Contoh : bolak-balik, pontang-panting
b. menguatkan arti
Contoh : hiruk-pikuk, compang-camping
c. menyatakan banyak
Contoh : sayur-mayur, warna-warni

4. Kata Ulang Dwipurna
Kata ulang dwipurna merupakan bentuk pengulangan pada suku pertama suatu kata dasar dengan membuat variasi e (pepet) pada vokal pertama kata itu.
Contoh : tamu  tetamu
Daun  dedaunan

PIDATO

PIDATO


Pidato adalah menyampaikan sesuatu secara lisan kepada kelompok audiens.
Pidato memiliki unsur-unsur berupa intonasi, gerak-gerik, dan mimik.
Isi yang disampaikan dapat bersifat penyampaian informasi, membujuk atau menghibur audiens.

Pokok-pokok pidato adalah :
1. Pendahuluan berisi uraian untuk mempersiapkan pendengar berupa sapaan salm, ucapan syukur, ucapan terima kasih, latar belakang, masalah, dan tujuan.
2. Isi berisi gagasan pokok yang hendak disampaikan.
3. Penutup berisi simpulan, ajakan, harapan, permohonan maaf, dan salam penutup.

Berpidato memerlukan kemampuan :
1. Mampu mengungkapkan pikiran secara lisan dengan lancar.
2. Menguasai bahasa dengan baik dan benar.
3. Berani tampil di depan umum.

Langkah-langkah persiapan pidato :
1. Merumuskan materi pokok yang akan dipidatokan.
2. Mengumpulkan bahan.
3. Menyeleksi materi.
4. Memahami materi.

Metode Pidato :
1. Pidato ekstemporan yaitu metode pidato yang terlebih dahulu menuliskan pokok-pokok pikiran yang kemudian dikembangkan kembali dengan kata-katanya sendiri.

2. Pidato impromtu yaitu metode pidato spontan atau pidato serta merta. Pidato ini disampaikan tanpa persiapan sama sekali.

3. Pidato manuskrip yaitu metode pidato dengan cara membacakan naskah.

4. Pidato menghapal yaitu metode pidato yang dilakukan dengan menghapalkan naskah pidato kata demi kata, kemudian disampaikan kembali sesuai dengan materi yang dihapalkan itu.

UNSUR-UNSUR KALIMAT

UNSUR-UNSUR KALIMAT

1. Sebutkan dan jelaskan unsur-unsur kalimat?
Unsur-unsur dalam kalimat :
 Subyek (S)
• Disebut juga pokok kalimat, karena merupakan unsur inti suatu kalimat.
• Umumnya berupa kata benda (KB) atau kata lain yang dibendakan.
• Merupakan jawaban dari pertanyaan “Siapa” atau “Apa”.
• Contoh :
o Siwon adalah seorang aktor dan penyanyi.
o Super Junior adalah boyband favoritku.
o Buku itu dibeli oleh Wirda.
 Predikat (P)
• Unsur inti pada kalimat yang berfungsi menjelaskan subyek.
• Biasanya berupa kata kerja (KK) atau kata sifat (KS).
• Merupakan jawaban dari pertanyaan “Mengapa” dan “Bagaimana”.
• Contoh :
o Wirda menyanyi dengan merdu.
o Ibu memasak nasi goreng.
o Ayah membaca majalah.
 Objek (O)
• Keterangan predikat yang memiliki hubungan erat dengan predikat.
• Biasanya terletak di belakang predikat.
• Dalam kalimat pasif, objek akan menempati posisi subyek.
• Ada dua macam objek, yaitu :
o Objek Penderita : kata benda atau yang dibendakan baik berupa kata atau kelompok kata yang merupakan sasaran langsung dari perbuatan atau tindakan yang dinyatakan oleh subyek.
Makna objek penderita :
1. Penderita
Contoh : Kyuhyun mencoret-coret tembok.
2. Penerima
Contoh : Ari memakai baju Heechul.
3. Tempat
Contoh : Super Junior datang ke Indonesia.
4. Alat
Contoh : Wiendy melempar bola ke Shindong.
5. Hasil
Contoh : Doni mengerjakan tugas Bahasa Indonesia.
o Objek Penyerta : objek yang menyertai subjek dalam melakukan atau mengalami sesuatu.
Makna objek penyerta :
1. Penderita.
Contoh : Suti memberikan Sungjin komputer baru.
2. Hasil.
Contoh : Ryan membelikan orangtuanya rumah.
 Keterangan (K)
• Hubungannya dengan predikat renggang.
• Posisinya dapat di awal, tengah, ataupun akhir kalimat.
• Terdiri dari beberapa jenis :
o Keterangan Tempat
 Wirda akan konser di Singapore.
o Keterangan Alat
 Dalam drama itu, Kyuhyun memukul Shindong dengan panci.
o Keterangan Waktu
 Shinee akan kembali ke Korea pukul 11 malam.
o Keterangan Tujuan
 Kita harus rajin berolahraga agar sehat.
o Keterangan Cara
 Mereka memperhatikan koreo dengan seksama.
o Keterangan Penyerta
 David pergi bersama Donghae.
o Keterangan Similatif
 Wiendy memberikan arahan kepada pemain sebagai pelatih.
o Keterangan Sebab
 Dia sangat sukses sekarang karena giat bekerja.

 Pelengkap (Pel.)
• Terletak di belakang predikat.
• Perbedaannya terletak pada kalimat pasif. Pelengkap tidak menjadi subyek dalam kalimat pasif. Jika terdapat objek dan pelengkap dalam kalimat aktif, objeklah yang menjadi subjek kalimat pasif, bukan pelengkap.
• Contoh :
o Wirda memberikanku novel bagus.
o Hangeng menghadiahkan orangtuanya restoran baru.
o Mahkota itu bertahtakan mutiara.



2. Jelaskan pola kalimat dasar bahasa Indonesia?
Tipe kalimat dan pola kalimat dasar yang terdapat dalam bahasa Indonesia.
Tipe kalimat
Contoh
Subyek
Predikat
Obyek
Pelengkap
Keterangan

 Kalimat dasar berpola S-P
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subyek predikat.Predikat kalimat untuk tipe ini dapat berupa kata kerja,kata benda,kata sifat,atau kata bilangan.
Contoh:
David bertanya
S P

 Kalimat dasar berpola S-P-O
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subyek,predikat,obyek.
Contoh:
Wiendy membuat layang-layang
S P O

 Kalimat dasar berpola S-P-Pel
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subyek,predikat,pelengkap.
Contoh:
Wirda belajar matematika
S P Pel


 Kalimat dasar berpola S-P-O-Pel
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subyek,predikat,obyek,pelengkap.
Contoh:
Ibu membelikan adik baju
S P O Pel
 Kalimat dasar berpola S-P-K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subyek,predikat,keterangan.
Contoh:
Kakak mau menikah
S P K
 Kalimat dasar berpola S-P-O-K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subyek,predikat,obyek,keterangan.
Contoh:
Wirda membeli baju dibutik
S P O K

Selasa, 12 Oktober 2010

DIKSI

DIKSI

Diksi adalah pemilihan kata – kata yang sesuai dengan apa yang hendak kita ungkapkan. Saat kita berbicara, kadang kita tidak sadar dengan kata – kata yang kita gunakan. Maka dari itu, tidak jarang orang yang kita ajak berbicara salah menangkap maksud pembicaraan kita.
Point – point penting tentang diksi, yaitu :
• Plilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata – kata mana yang harus dipakai untuk mencapai suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan kata – kata yang tepat atau menggunakan ungkapan – ungkapan, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam suatu situasi.
• Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa – nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar.
• Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasa sejumlah besar kosa kata atau perbendaharaan kata bahasa itu. Sedangkan yang dimaksud pembendaharaan kata atau kosa kata suatu bahasa adalah keseluruhan kata yang dimiliki suatu bahasa.
Kata ilmiah memiliki arti bersifat ilmu. Secara ilmu pengetahuan, memenuhi syarat (kaidah) ilmu pengetahuan. Namun, pengertian dari kata ilmiah itu sendiri tidak lantas menjelaskan keilmiahan dari sebuah karya atau kegiatan yang bersifat ilmiah. Untuk mengukur keilmiahan suatu karya atau kegiatan perlu ada tolok ukur ,istilah adalah kata atau frasa yang dipakai sebagai nama atau lambang dan yang dengan cermat mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
Syarat istilah yang baik :
1.Paling tepat mengungkapkan konsep yang dimaksud.
2.Paling singkat di antara pilihan yang ada.
3.Bernilai rasa (konotasi) baik.
4.Sedap didengar (eufonik).
5.Bentuknya seturut kaidah bahasa Indonesia.
Secara umum, definisi dibagi menjadi dua bagian, yaitu definisi nominal (suatu persamaan kata yang tepat digunakan) dan definisi formal (definisi logis atau riel).
Definisi nominal digunakan untuk hal-hal yang sifatnya praktis dengan tujuan mempermudah pemahaman. Ada beberapa macam definisi nominal, misalnya, sinonim atau persamaan makna, definisi kamus atau penunjukan klas terhadap suatu benda atau barang, etimologi kata atau penggunaan kata asing yang memerlukan penjelasan yang tepat dan persis dalam bahasa Indonesia, stipulatif atau suatu batasan kata yang tidak ditafsirkan lain, (misalnya Menteri adalah Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia), dan antonim atau penyangkalan (misalnya orang mati adalah orang yang tidak hidup).
Khusus untuk etimologi kata, kita harus mengartikan suatu kata asing sesuai dengan asal kata asingnya. Pengertian “yurisdiksi” misalnya, yang terdiri dari juris (jus) = hukum dan diksi (dicere) = berkata, dapat diartikan orang tidak boleh bicara di sini melainkan di tempat lain, yang mengandung maksud lingkup kuasa pengadilan, atau lingkungan hak dan kewajiban serta tanggung jawab di suatu wilayah, atau lingkungan kerja tertentu.
Makna sebuah kata atau sebuah kalimat merupakan makna yang tidak selalu berdiri sendiri. Adapun makna dan relasi terbagi atas beberapa kelompok yaitu:
a. Makna Leksikal dan makna Gramatikal
b. Makna Referensial dan Nonreferensial
c. Makna Denotatif dan Konotatif
d. Makna Konseptual dan Makna Asosiatif
e. Makna Kata dan Makna Istilah
f. Makna Idiomatikal dan Peribahasa
g. Makna Kias dan Lugas
• Relasi adalah hubungan makna yang menyangkut hal kesamaan makna (sinonim), kebalikan makna (antonim), kegandaan makna (polisemi dan ambiguitas), ketercakupan makna (hiponimi), kelainan makna (homonimi), kelebihan makna (redundansi) dan sebagainya.
• Adapun relasi makna terbagi atas beberapa kelompok yaitu :
a. Kesamaan Makna (Sinonim)
b. Kebalikan Makna (Antonim)
c. Kegandaan Makna (Polisemi dan Ambiguitas)
d. Ketercakupan Makna (Hiponimi)
e. Kelebihan Makna (Redundansi)

RAGAM BAHASA

RAGAM BAHASA

Ragam bahasa adalah variasi bahasa yang pemakaiannya berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, dan orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicaraan.
MACAM-MACAM RAGAM BAHASA

1.Ragam baku adalah ragam bahasa yang oleh penuturanya dipandang sebagai ragam yang baik. Ragam ini biasa dipakai dalam kalangan terdidik, karya ilmiah, suasana resmi, atau surat resmi.
2.Ragam cakapan (ragam akrab) adalah ragam bahasa yang dipakai apabila pembicara menganggap kawan bicara sebagai sesama, lebih muda, lebih rendah statusnya atau apabila topik pembicara bersifat tidak resmi.
3.Ragam hormat adalah ragam bahasa yang dipakai apabila lawan bicara orang yang dihormati, misalnya orang tua dan atasan.
4.Ragam kasar adalah ragam bahasa yang digunakan dalam pemakaian tidak resmi di kalangan orang yang saling mengenal.
5.Ragam lisan adalah ragam bahasa yang diungkapkan melalui media lisan, terkait oleh ruang dan waktu sehingga situasi pengungkapan dapat membantu pemahaman.
6.Ragam resmi adalah ragam bahasa yang dipakai dalam suasana resmi.
7.Ragam tulis adalah ragam bahasa yang digunakan melalui media tulis, tidak terkait ruang dan waktu sehingga diperlukan kelengkapan struktur sampai pada sasaran secara visual.

Penggunaan Bahasa Indonesia di Zaman Dulu
Bahasa Indonesia pada waktu dulu sangat tidak divariasikan dalam pengucapan berbicaranya, dalam penyampaiannya pun kata-katanya hampir baku, tapi tidak semua warga Indonesia pada waktu itu berbicara dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Hanya orang-orang yang berpendidikanlah yang penggunaan bahasa Indonesianya baku, karena kita ketahui pada zaman dulu jarang orang-orang yang dapat bersekolah. Hanya orang yang mempunyai uanglah yang dapat bersekolah. Walaupun begitu, penggunaan bahasa Indonesia di zaman dulu lebih baik dari penggunaan bahasa Indonesia di zaman sekarang.

Penggunaan Bahasa Indonesia di Zaman Sekarang
Bahasa Indonesia di zaman sekarang ini sudah banyak divariasikan dalam pengucapan berbicaranya. Dalam penyampaianpun kata-katanya sudah tidak baku lagi, hal ini disebabkan karena era globaliasi yang berkembang pesat di Indonesia, karena pengaruh-pengaruh budaya luar masuk ke Indonesia termasuk cara gaya berbicaranya, oleh karena itu, sekarang ini bahasa Indonesia yang baku sudah jarang dipakai lagi karena dampak globalisasi itu. Orang-orang berbicara dengan kata-kata yang baku hanya dipakai di kalangan lingkungan sekolah, atau jika sedang berlangsungnya rapat. Kejadian ini sungguh sangat ironi sekali karena seharusnya kita sebagai bangsa Indonesia membanggakan bahasa kita sendiri, tapi malah kita yang tidak berbicara dengan berbahasa Indonesia.

Penggunaan Bahasa Indonesia Kedepannya
Mungkin gaya bicara warga Indonesia ke depan diprediksi sudah tidak sama sekali menggunakan bahasa Indonesia dalam percakapanya sehari-hari, nanti mungkin akan berbicara dengan bahasa negara lain, hal ini dapat kita lihat dari sekolah-sekolah menengah ke atas yang hampir rata-rata mengedepankan pelajaran-pelajaran bahasa Inggris dan bahasa Jepang, bahkan sekarang ini sudah banyak sekolah menengah ke atas yang mempelajari bahasa Jerman dan Arab. Itu semua dimasukan ke dalam pembelajaran yang pokok, sedangkan bahasa Indonesia sendiri sudah jarang dipelajari karena beranggapan bahasa kita sendiri, jadinya dianggap sepele padahal justru bahasa kita sendirilah yang harus kita lestarikan. Kita juga dapat melihat dari perguruan-perguruan tinggi yang tes masuknnya itu harus dengan menguasai bahasa inggris, ini sangat ironi sekali justru seharusnya tes itu memakai bahasa Indonesia karena itu sama saja kita dari dini sudah tidak tertanam berbahasa Indonesia yang baku lagi, tapi sudah tertanam oleh bahasa luar. Hal-hal itulah yang menjadi penyebab bahasa Indonesia kedepannya nanti akan tidak dipakai lagi bahkan mungkin juga akan hilang.

Jumat, 08 Oktober 2010

JENIS - JENIS KALIMAT

JENIS – JENIS KALIMAT

Kalimat adalah gabungan dari beberapa kata yang mengungkapkan suatu maksud. Secara lisan, kalimat diiringi dengan nada bicara, jeda dan intonasi. Secara tertulis, kalimat ditandai dengan huruf kapital dan tanda baca yang sesuai.

JENIS-JENIS KALIMAT

Kalimat Aktif
 Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya melakukan suatu pekerjaan.
 Biasanya memiliki predikatnya berupa kata kerja berawalan me atau ber.
 Contoh :
Nina menulis surat untuk nenek.

Kalimat Pasif
 Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan.
 Biasanya memiliki predikat berupa kata kerja berawalan di-.
 Contoh :
Surat untuk nenek ditulis oleh Nina.

Cara mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif :
1. Subjek pada kalimat aktif dijadikan objek pada kalimat pasif.
2. Awalan me- diganti dengan di-.
3. Tambahkan kata oleh di belakang predikat.
Contoh :
Bapak memancing ikan. (aktif)
Ikan dipancing oleh bapak. (pasif)

4. Jika subjek kalimat akrif berupa kata ganti maka awalan me- pada predikat dihapus, kemudian subjek dan predikat dirapatkan.
Contoh :
Aku harus memngerjakan PR. (aktif)
PR harus kukerjakan. (pasif)


Kalimat Langsung
 Kalimat langsung adalah kalimat yang secara cermat menirukan ucapan orang.
 Bagian kutipan dalam kalimat langsung dapat berupa kalimat tanya atau kalimat perintah.
 Biasanya ditandai dengan tanda petik ( “....” )
 Contoh :
Ibu berkata, “Anis, jangan bermain-main saja, kamu harus belajar !”

Kalimat Tidak Langsung
 Kalimat tidak langsung adalah kalimat yang menceritakan kembali ucapan orang lain.
 Bagian kutipan pada kalimat langsung berubah menjadi kalimat berita.
 Contoh :
Ibu berkata bahwa aku harus rajin belajar.


Kalimat Berita
 Kalimat berita adalah kalimat yang isinya memberitahukan sesuatu.
 Umumnya mendorong orang untuk memberikan tanggapan.

Macam-macam kalimat berita :
1. Kalimat berita kepastian
Contoh : Nenek akan datang dari Bandung besok pagi.

2. Kalimat berita pengingkaran
Contoh : Saya tidak akan datang pada acara ulang tahunmu.

3. Kalimat berita kesangsian
Contoh : Bapak mungkin akan tiba besok pagi.

4. Kalmat berita bentuk lainnya
Contoh : Kami tidak tahu mengapa dia datang terlambat.


Kalimat Perintah
 Kalimat perintah adalah kalimat yang bertujuan memberikan perintah kepada orang lain untuk melakukan sesuatu.
 Biasanya diakhiri dengan tanda seru (!).
 Dalam bentuk lisan, kalimat perintah ditandai dengan intonasi tinggi.

Macam-macam kalimat perintah :
1. Kalimat perintah biasa, ditandai dengan partikel lah.
Contoh :
Gantilah bajumu !

2. Kalimat larangan, ditandai dengan penggunaan kata jangan.
Contoh
Jangan membuang sampah sembarangan !

3. Kalimat ajakan, ditandai dengan kata mohon, tolong, silahkan.
Contoh :
Tolong temani nenekmu di rumah !


Kalimat Tanya
 Kalimat tanya adalah kalimat yang isinya menanyakan sesuatu atau seseorang sehingga diperoleh jawaban tentang suatu masalah.
 Biasanya diakhiri dengan tanda tanya (?).

SURAT

SURAT
Surat adalah media komunikasi tulisan antara seseorang atau lembaga dengan seseorang atau lembaga lainnya.

Macam-macam surat :
1. Surat Pribadi
Surat pribadai merupakan surat yang dibuat atas nama pribadi atau perorangan yang berisi kepentingan pribadi.
Umumnya menggunakan bahasa yang tidak formal dan tidak baku.
Bentuk surat lebih bebas.
Dapat berupa perkenalan, permintaan maaf, ucapan terima kasih atau berita keluarga.
Unsur-unsur dalam surat pribadi adalah :
1. Tempat dan tanggal
2. Alamat surat
3. Salam Pembuka
4. Isi surat (pembuka, inti, dan penutup)
5. Salam penutup
6. Nama pengirim surat beserta tanda tangan

2. Surat Dinas
Surat dinas merupakan surat yang berisi hal-hal yang berhubungan dengan kepentingan kedinasan.
Umumnya menggunakan bahasa yang formal dan baku.
Umumnya dikeluarkan oleh lembaga pemerintah atau swasta.
Contoh surat resmi antara lain surat undangan, surat pemberitahuan, surat permohonan, surat perjanjian, surat tugas atau surat lamaran kerja.

Unsur-unsur dalam surat dinas adalah :
1. Kepala surat
2. Tempat dan tanggal
3. Nomor, lampiran, hal
4. Alamat surat
5. Salam pembuka
6. Isi surat (pembuka, inti, dan penutup)
7. Salam penutup
8. Nama pengirim surat


Membaca Surat Dinas
Cara membaca surat dapat dilakukan sebagai berikut :
1. Layangkan pandangan dengan cepat pada kepala atau pada bagian pembukaan surat. Hal yang perlu diperhatikan pada pembukaan surat adalah nama dan alamat pengirim serta maksud atau perihal surat tersebut.
2. Lewatkan bagian kalimat pembuka surat karena pada bagian ini isinya selalu sama seperti sebagaimana dan seperti yang sudah.

Senin, 04 Oktober 2010

FUNGSI DAN KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA

FUNGSI DAN KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA

Fungsi Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional Sehubungan dengan kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia memiliki empat fungsi.
Keempat fungsi tersebut ialah sebagai :
1. lambang identitas nasional,
2. lambang kebanggan nasionnai,
3. alat pemersatu berbagai masyarakat yang mempunyai latar belakang sosial budaya dan bahasa yang berbeda-beda, dan
4. alat perhubungan antarbudaya daerah.

Fungsi Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara Berkaitan dengan statusnya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai :
1. bahasa resmi negara,
2. bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga pendidikan,
3. bahasa resmi dalam perhubungan tingkat nanional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintahan, dan
4. bahasa resmi di dalam pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan serta teknologi
Secara umum bahasa didefinisikan sebagai lambang. Bahasa adalah alat kornunikasi yang berupa sistem lambang bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia Sebagaimana kita ketahui, bahasa terdiri atas kata-kata atau kumpulan kata. Masing-masing mempunyai makna, yaitu, hubungan abstrak antara kata sebagai lambang dengan objek atau konsep yang diwakili Kumpulan kata atau kosa kata itu oleh ahli bahasa disusun secara alfabetis, atau menurut urutan abjad, disertai penjelasan artinya dan kemudian dibukukan menjadi sebuah kamus atau leksikon.
Pada waktu kita berbicara atau menulis, kata-kata yang kita ucapkan atau kita tulis tidak tersusun begitu saja, melainkan mengikuti aturan yang ada. Untuk mengungkapkan gagasan, pikiran atau perasaan, kita harus memilih kata-kata yang tepat dan menyusun kata-kata itu sesuai dengan aturan bahasa. Seperangkat aturan yang mendasari pemakaian bahasa, atau yang kita gunakan sebagai pedoman berbahasa inilah yang disebut Tata bahasa.
Pada bab berikutnya, sebubungan dengan tata bahasa akan kita bicarakan secara terinci fonologi, morfologi, sintaksis, semantik dan etimologi. Fonologi ialah bagian tata bahasa yang membahas atau mempelajari bunyi bahasa. Morfologi mempelajari proses pembentukan kata secara gramatikal beserta unsur-unsur dan bentuk - bentuk kata. Sintaksis membicarakan komponen - komponen kalimat dan proses pembentukannya. Bidang ilmu bahasa yang secara khusus menganalisis arti atau makna kata ialah semantik, sedang yang membahas asal-usul bentuk kata adalah etimologi,
Fungsi utama bahasa, seperti disebutkan di atas, adalah sebagai alat komunikasi, atau sarana untuk menyampaikan informasi (=fungsi informatif l) Tetapi, bahasa pada dasarnya lebih dari sekadar alat untuk menyampaikan informasi, atau mengutarakan pikiran, perasaan, atau gagasan, karena bahasa juga berfungsi :
a. untuk tujuan praktis: mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari.
b. untuk tujuan artistik: manusia mengolah dan menggunakan bahasa dengan seindah-indahnya guna pemuasan rasa estetis manusia.
c. sebagai kunci mempelajari pengetahuan-pengetahuan lain, di luar pengetahuan kebahasaan.
d. untuk mempelajari naskah-naskah tua guna menyelidiki latar belakang sejarah manusia, selama kebudayaan dan adat-istiadat, serta perkembangan bahasa itu sendiri (tujuan filologis).
Dikatakan oleh para ahli budaya, bahwa bahasalah yang memungkinkan kita membentuk diri sebagai makhluk bernalar, berbudaya, dlan berperadaban. Dengan bahasa, kita membina hubungan dan kerja sama, mengadakan transasi, dan melaksanakan kegiatan sosial dengan bidang dan peran kita rnasing-masing. Dengan bahasa kita mewarisi kekayaan masa larnpau, rnenghadapi hari ini, dan merencanakan masa depan.
jika dikatakan bahwa setiap orang membutuhkan informasi itu benar. Kita ambil contoh, misalnya, mahasiswa. la membutuhkan informasi yang berkaitan dengan bidang studinya agar lulus dalarn setiap ujian dan sukses meraih gelar atau tujuan yang diinginkan. Seorang dokter juga sama. la memerlukan informasi tentang kondisi fisik dan psikis pasiennya agar dapat menyembuhkannya dengan segera. Contoh lain, seorang manager yang mengoperasikan, mengontrol atau mengawasi perusahaan tanpa informasi is tidak mungkin dapat mengambil keputusan amu menemuukan kebijaksanaan Karena setiap orang membutuhkan informasi, komunikasi sebagai proses tukar-menukar informasi, dengan sendirinya juga mutlak menjadi kebutuhan setiap orang.