Minggu, 29 November 2009

Hubungan konflik pada suatu organisasi

HUBUNGAN KONFLIK PADA SUATU ORGANISASI

 Pengertian Konflik
Konflik dapat diartikan sebagai ketidak setujuan antara dua atau lebih anggota organisasi atau kelompok-kelompok dalam organisasi yang timbul karena mereka harus menggunakan sumber daya yang langka secara bersama-sama atau menjalankan kegiatan bersama-sama dan atau karena mereka mempunyai status, tujuan, nilai-nilai dan persepsi yang berbeda. Anggota-anggota organisasi yang mengalami ketidaksepakatan tersebut biasanya mencoba menjelaskan duduk persoalannya dari pandangan mereka.

 Macam-macam Konflik
Konflik yang terjadi dalam suatu organisasi dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu :


• Konflik individu dengan individu
• Konflik individu dengan kelompok
• Konflik kelompok dengan kelompok


 Sebab-sebab Timbulnya Konflik
Faktor-faktor yang dapat menimbulkan adanya konflik dalam suatu organisasi antara lain adalah :


• Berbagai sumber daya yang langka
Karena sumber daya yang dimiliki organisasi terbatas / langka maka perlu dialokasikan. Dalam alokasi sumber daya tersebut suatu kelompok mungkin menerima kurang dari kelompok yang lain. Hal ini dapat menjadi sumber konflik.
• Perbedaan dalam tujuan
Dalam suatu organisasi biasanya terdiri dari atas berbagai macam bagian yang bisa mempunyai tujuan yang berbeda-beda. Perbedaan tujuan dari berbagai bagian ini kalau kurang adanya koordinasi dapat menimbulkan adanya konflik. Sebagai contoh : bagian penjualan mungkin ingin meningkatkan valume penjualan dengan memberikan persyaratan-persyaratan pembelian yang lunak, seperti kredit dengan bunga rendah, jangka waktu yang lebih lama, seleksi calon pembeli yang tidak terlalu ketat dan sebagainya. Upaya yang dilakukan oleh bagian penjualan semacam ini mungkin akan mengakibatkan peningkatan jumlah piutang dalam tingkat yang cukup tinggi. Apabila hal ini dipandang dari sudut keuangan, mungkin tidak dikehendaki karena akan memerlukan tambahan dana yang cukup besar.
• Saling ketergantungan dalam menjalankan pekerjaan
Organisasi merupakan gabungan dari berbagai bagian yang saling berinteraksi. Akibatnya kegiatan satu pihak mungkin dapat merugikan pihak lain. Dan ini merupakan sumber konflik pula. Sebagai contoh : bagian akademik telah membuat jadwal ujian beserta pengawanya, setapi bagian tata usaha terlambat menyampaikan surat pemberitahuan kepada para pengawas dan penguji sehingga mengakibatkan terganggunya pelaksanaan ujian.
• Perbedaan dalam tujuan biasanya dibarengi dengan perbedaan dalam sikap, nilai dan persepsi yang bisa mengarah ke timbulnya konflik. Sebagai contoh : seorang pimpinan muda mungkin merasa tidak senang sewaktu diberi tugas-tugas rutin karena dianggap kurang menantang kreativitasnya untuk berkembang, sementara pimpinan yang lebih senior merasa bahwa tugas-tugas rutin tersebut merupakan bagian dari pelatihan.

Hubungan solusi pada suatu organisasi

HUBUNGAN SOLUSI PADA SUATU ORGANISASI
Makna arti solusi adalah cara dimana kita bisa menyelesaikan suatu masalah dengan cara yang terbaik atau malah sebaliknya. Tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaiakan, maka dari itu setiap masalah pasti ada solusi atau dikenal dengan ‘jalan keluar’. Setiap masalah ada solusinya, dalam berorgansisasi solusi sangatlah dibutuhkan akan menajadikan cara yang terbaik, apabila tidak maka bisa juga bukan yang terbaik. Organisai yang bisa menyelesaikan konflik dengan solusi yang baik maka oraganisasi itu bisa mnedapatkan suatu keputusan yang bisa dijadikan suatu sumber bagi perusahaan atau organisasi. Dalam hal memajukan bisa organisasi konflik bisa diselesaikan dengan solusi yang baik dan pemimpin bisa membawa bawahannnya ntuk memusyawarahkan suatu konflik guna mendapatkan keputusan yang bisa mendapatkan hal yang baik.Solusi adalah proses pembelajaran di mana kita berusaha untuk memperbaiki diri dari praktek yang kita lakukan sehari-hari.
definisi solusi adalah cara pemecahan / penyelesaian masalah tanpa tekanan.
Seperti saat kita melakukan dgn metode ilmiah, kita merumuskan masalah dan membuat hipotesis, kesimpulan itu adalah solusinya, tanpa tekanan artinya kita menuruti kaidah kaidah yang ada dan bukan dari argumen kita sendiri, sebab sekalipun argumen kita dipaksakan kalau yang terjadi tidak sesuai argumen kita tetap akan terjadi seperti yang tidak diargumenkan oleh kita tersebut

Hubungan keputusan pada suatu organisasi

HUBUNGAN KEPUTUSAN PADA SUATU ORGANISASI

Keputusan adalah kesimpulan yang dicapai melalui berbagai macam pertimbangan, dimana akan dipilih satu kemungkin alternatif dari berbagai macam alternatif Keputusan didasarkan pada fakta dan nilai, dalam hal ini keputusan menjadi suatu hal yang sangat-sangat harus dipertimbangan semaksimal mungkin guna mendapatkan jalan keluar dari keputusan yang dialami. Suatu pimpinan harus bisa mengambil suatu keputusan yang baik dan mengutungkan bagi seluruh aspek, Begitu pula pemimpin tidak boleh mengambil keputusan sepihak,hanya dengan kepuasan pemimpin semata dengan tidak mendengarkan aspirasi dari para bawahannya. Oleh karena itu keputusan harus dimusyawarahkan terlebih dahulu, guna mencapai kesepakatan bersama dan mendapatkan hasil keputusan yang baik bagi semua aspek dan semua kalangan baik semua bawahan yang ada dalam suatu organisasi.Mungkin didalam suatu pengambilan keputusan ada yang pro dan kontra sesama antar bawahan dengan atasan,dan pimpinan harus berusaha mengambil jalan tengah atau jalan alternative sehingga mendapatkan hasil keputusan yang baik dan mengutungkan bagi seluruh aspek.

HUBUNGAN KONFLIK PADA SUATU ORGANISASI

v Pengertian Konflik
Konflik dapat diartikan sebagai ketidak setujuan antara dua atau lebih anggota organisasi atau kelompok-kelompok dalam organisasi yang timbul karena mereka harus menggunakan sumber daya yang langka secara bersama-sama atau menjalankan kegiatan bersama-sama dan atau karena mereka mempunyai status, tujuan, nilai-nilai dan persepsi yang berbeda. Anggota-anggota organisasi yang mengalami ketidaksepakatan tersebut biasanya mencoba menjelaskan duduk persoalannya dari pandangan mereka.

v Macam-macam Konflik
Konflik yang terjadi dalam suatu organisasi dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu :

· Konflik individu dengan individu

· Konflik individu dengan kelompok

· Konflik kelompok dengan kelompok

v Sebab-sebab Timbulnya Konflik
Faktor-faktor yang dapat menimbulkan adanya konflik dalam suatu organisasi antara lain adalah :

· Berbagai sumber daya yang langka
Karena sumber daya yang dimiliki organisasi terbatas / langka maka perlu dialokasikan. Dalam alokasi sumber daya tersebut suatu kelompok mungkin menerima kurang dari kelompok yang lain. Hal ini dapat menjadi sumber konflik.

· Perbedaan dalam tujuan
Dalam suatu organisasi biasanya terdiri dari atas berbagai macam bagian yang bisa mempunyai tujuan yang berbeda-beda. Perbedaan tujuan dari berbagai bagian ini kalau kurang adanya koordinasi dapat menimbulkan adanya konflik. Sebagai contoh : bagian penjualan mungkin ingin meningkatkan valume penjualan dengan memberikan persyaratan-persyaratan pembelian yang lunak, seperti kredit dengan bunga rendah, jangka waktu yang lebih lama, seleksi calon pembeli yang tidak terlalu ketat dan sebagainya. Upaya yang dilakukan oleh bagian penjualan semacam ini mungkin akan mengakibatkan peningkatan jumlah piutang dalam tingkat yang cukup tinggi. Apabila hal ini dipandang dari sudut keuangan, mungkin tidak dikehendaki karena akan memerlukan tambahan dana yang cukup besar.

· Saling ketergantungan dalam menjalankan pekerjaan
Organisasi merupakan gabungan dari berbagai bagian yang saling berinteraksi. Akibatnya kegiatan satu pihak mungkin dapat merugikan pihak lain. Dan ini merupakan sumber konflik pula. Sebagai contoh : bagian akademik telah membuat jadwal ujian beserta pengawanya, setapi bagian tata usaha terlambat menyampaikan surat pemberitahuan kepada para pengawas dan penguji sehingga mengakibatkan terganggunya pelaksanaan ujian.

· Perbedaan dalam tujuan biasanya dibarengi dengan perbedaan dalam sikap, nilai dan persepsi yang bisa mengarah ke timbulnya konflik. Sebagai contoh : seorang pimpinan muda mungkin merasa tidak senang sewaktu diberi tugas-tugas rutin karena dianggap kurang menantang kreativitasnya untuk berkembang, sementara pimpinan yang lebih senior merasa bahwa tugas-tugas rutin tersebut merupakan bagian dari pelatihan.